Test Berbasis Android
Senin,
16 September 2019
~ Oleh Admin Muda ~ Dilihat 473 Kali
Aplikasi Android sudah menjadi bagian dari kehidupan siswa dan siswi SMA/SMK. Pada saat kami melakukan survey inventarisasi pemilik Ponsel ternyata menghasilkan angka 95 % anak menggunakan ponsel. Anak-anak kita sangat familiar dengan aplikasi yang ada pada ponselnya maka ini merupakan tantangan bagi kita para pendidik untuk mempergunakanya secara positif. Tes berbasis Android merupakan salah satu program pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran.
Rencana sekolah untuk melaksanakan test berbasis Android sudah lama dihembuskan kemudian dibicarakan dan dikaji dampak positif negatifnya. Dari proses kajian dan diskusi serta study banding sekolah yang sudah melaksanakan tes berbasis android maka sekolah memutuskan untuk segera mempersiapkan pelaksanaannya. Setelah melakukan survey pemilik Ponsel, pihak sekolah menyiapkan 3 buah ruang lab Komputer untuk mengantisipasi anak-anak yang tidak memiliki Ponsel atau ponselnya tidak bisa digunakan untuk test.
Sekolah melakukan survey perangkat dengan sekolah terdekat yang sudah melaksanakan tes berbasis android. Setelah kami gali informasi, dipelajari dan dianalisa maka segera memutuskan perangkat yang akan kami gunakan. Komputer server tiap ruang minimal menggunakan prosesor Intel Pentium Core I5, router menggunakan Microtic tipe 395, Kabel Belden Australia dan conector RJ 45 MP. Persiapan peralatan dan perlengkapan dianggap selesai kami mulai melangkah ke personilnya.
Personil Tes berbasis android adalah factor yang terpenting karena sebagus apapun alat yang digunakan maka yang paling penting adalah operatornya atau “ Man behing the Gun “. Personil yang terlibat langsung dalam ABT (Android Base Test) adalah guru mata pelajaran, teknisi dan operator. Pelatihan seluruh Guru tentang cara membuat soal dengan format dan template berbasis computer/ android . Sekolah melatih 4 orang karyawan yang masih muda menjadi teknisi ABT. Selain melatih guru membuat soal ABT kemudian melatih guru menjadi operator test. Jika ruang test ada 18 maka dibutuhkan 18 orang operator test ditambah operator cadangan jika yang bertugas berhalangan.
Persiapan test merupakan hal yang krusial karena akan menentukan proses selanjutnya dan berlangsung terus menerus. Mungkin terasa sangat melelahkan bagi para pihak yang terlibat akan tetapi akan berbuah manis. Bagi guru mungkin merasa betapa sangat repotnya pada saat membuat soal dengan format dan template ABT/CBT. Teknisi juga sangat repot mempersiapkan peralatan. Tidak kalah repot guru yang menjadi operator ruang test. Hal tersebut akan terasa ringan ketika pelaksanaan test sejenis selanjutnya dan pasti akan terus dilaksanakan karena merupakan tuntutan jaman.
Bagi guru sangat bermanfaat karena mendapatkan bimbingan pelatihan menjadi guru milenial, guru yang meletek ( melek teknologi), tidak bisa lagi disebut guru gaptek ( gagap teknologi). Administrasi pembuatan soal lengkap, sekaligus tidak usah repot ngoreksi karena hasil tes sudah keluar begitu test selesai dilaksanakan. Bagi karyawan tidak perlu repot lembur cetak dan penggandaan soal. Bagi sekolah bisa menghemat biaya kertas, listrik, foto copy, tinta dan ATK yang lain. Lingkungan sekolah tetap bersih tidak ada sampah kertas berserakan. Siswa mereka tidak lagi repot ketinggalan ballpoint, tip eks,dan peralatan lainya.
Tes berbasis Computer/Android memang banyak keunggulanya akan tetapi teknologi semuanya buatan manusia sehingga tetap ada kelemahanya. Listrik menjadi factor yang sangat fital sebab jika listrik mati maka tes tidak bisa berjalan sehingga harus disiapkan Genset. Teknologi meminimalisir tenaga kerja sehingga banyak jabatan diilangkan seperti pencetakan dan penggandaan naskah, korektor, distribusi naskah walaupun muncul jabatan baru seperti operator dan teknisi. Guru-guru senior akan kalah bersaing dengan guru muda yang lebih menguasai teknologi.
Terlepas dari keunggulan dan kelemahannya teknologi adalah tuntutan zaman maka kita harus menyesuaikan dengan perkembangannya. Jika tidak mampu menyesuaikan dengan zaman maka kita akan ketinggalan zaman atau malah ditelan zaman. Anak didik kita adalah anak zaman sekarang yang harus menyesuaikan dengan zamanya maka kita sebagai pendidikpun harus mengantarkanya kea rah sana. Mari kita hadapi zaman ini dengan adaptasi dan penguasaan atasnya dengan tidak meninggalkan nilai-nilai positif zaman sebelumnya.
Ajibarang, 17 Muharram 1441 H
bertepatan 17 September 2019